BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
-
Untuk mengenal
bagian-bagian mikroskop
-
Untuk mengetahui
fungsi masing-masing bagian keseluruhanyang terdapat dalam mikroskop
-
Untuk mengetahui
cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1
Pengertian Mikroskop
Pada abad XIII Roger
Bacon (1214-1297) telah mengetahui prinsip pengetahuan optik dia bekerja dengan
memakai lensa sederhana seperti kacamata. Mikroskop pertama kali ditemukan pada
abad ke 16. Mikroskop tersebut sangat sederhana karena hanya memiliki satu
lensa. Mikroskop berasal dari kata micro
yang berarti kecil dan scapium yang
berarti penglihatan. Jadi, Mikroskop
adalah alat yang digunakan untuk melihat benda yang ukurannya sangat kecil (Widyatmoko,
2008).
Perkembangan instrumen yang
berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan
dan penelitian awal penemuan tentang sel menjadi maju berkat penciptaan
mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun
1600-an. Pada tahun 1600 Hans dan Zaccharias Janssen menemukan mikroskop ganda.
Alat ini sangat berbeda dengan mikroskop sederhana yang memakai lensa tunggal
(Campbell et al., 2008).
Galileo (1564-1642)
menegembangkan teleskop dengan prinsip dasar lensa disusun secara seri. Pada tahun
1965 Robert Hooke mula-mula menulis tentang sel tumbuhan dan jaringan hewan
yang diamati di bawah mikroskop ganda (Gabriel,1988).
Pada abad ke 19 ahli
optik menemukan mikroskop untuk dijual disegala penjuru kota-kota Eropa.
Anthoni Van Leeuwenhoek adalah orang yang pertama kali melihat jenis kehidupan
yang lebih kecil dari kutu, yang baru dapat terlihat bila mata kita dibantu
dengan peralatan optik yang mampu memperbesar objek pengamatan. Anthoni van leeuwenhoek
mula-mula menggunakan mikroskop sederhana pada bidang mikrobiologi, yaitu
memakai lensa sederhana dengan berukuran diameter 270 mm. Selanjutnya, dalam
pemakaian mikroskop untuk memperoleh ketajaman dan pembesaran dari objek yang diamati diperlukan
pengetahuan tentang metode lensa dan kombinasi lensa (Widyatmoko, 2008).
Ada 2 proses yang
terjadi jika kita menggunakan mikroskop, yaitu sebagai berikut :
-
Proses pembesaraan
Mikroskop
dapat menyebabkan benda-benda kecil terlihat besar dan sanggup membesarkan
objek 1000-1500 kali.
-
Proses Penguraian
Mikroskop
dapat memperjelas pola-pola rumit yang tidak terlihat oleh mata telanjang
(Widyatmoko, 2008).
1.2.2
Pembagian Mikroskop
Bedasarkan perkembangngannya maka mikroskop dapat
dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu :
1. Mikroskop
cahaya
2. Mikroskop
elektron
Khusus untuk mikroskop cahaya para sarjana telah berusaha
mengklasifikasikan secara sistematis namun menemui kesulitan.
Berdasarkan kualitas dan kesempurnaan, mikroskop dapat
dibedakan dalam 3 kelompok besar :
-
Student
microscope (mikroskop mahasiswa)
-
Clinical
microscope (mikroskop klinik)
-
Research
microscope (mikroskop peneliti)
Berdasarkan kontruksi dan kegunaan meka mikroskop cahaya
atau light microscope dibagi menjadi
:
-
Biological
microscope (mikroskop biologi)
-
Stereo
microscope (mikroskop stereo)
-
Metalurgiical
microscope (mikroskop metalurgi)
-
Photography
microscope (mikroskop photography)
Berdasarkan cahaya yang melewati mikroskop, maka
mikroskop cahaya dibagi dalam:
-
Mikroskop stereo
-
Mikroskop medan
gelap
-
Mikroskop
flouresensi
-
Mikroskop fase
kontras
-
Mikroskop
interferensi
-
Mikroskop
polarisasi
-
Mikroskop
ultraviolet
Mikroskop elektron
dibagi dalam 2 tipe :
-
Transmission
Electron Microscope
-
Scanning
Electron Microscope (Widyatmoko, 2008).
1.2.3 Bagian-bagian mikroskop dan
fungsinya
Mengetahui
akan bagian mikroskop dan fungsi dari masing-masing bagian adalah penting untuk
dapat memilih mikroskop yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Adapun bagian
mikroskop yang memegang peranan dalam penggunaannya adalah :
1. Bagian mikroskop
yang mengatur pembesaran
Nilai mikroskop ditentukan oleh daya
pembesaraan bayangan dari objek,
makin
tinggi daya pembesaraan makin tinggi pula nilai mikroskop. Pembesaraan suatu
mikroskop bervariasi tergantung kekuatan objektif dan okuler. Objektif memegang
peranan sangat penting dalam sistem lensa mikroskop. Lensa objektif berfungsi
untuk membentuk bayangan cahaya dalam lubang diafragma. Kebanyakan mikroskop
mempunyai tiga sampai empat buah lensa objektif yang terpasang di pada bagian
bawah “body-tube” mikroskop sewaktu
waktu dapat diganti sesuai dengan kebutuhan. Pada objektif terdapat angka x5, x10,
x20, x40, dan x100. Angka angka ini menujukkan pembesaran 5, 10, 20, 40,dan 100
kali.khusus untuk x100 dalam pemakaian dipergunakaan minyak immersi yang di
teteskan pada objek gelas: x5, x10, x20 dikenal sebagai low dry x40, x45 dikenal sebagai high dry x97, x100, dikenal dalam pemakaian menggunakan “oil immersion” atau minyak immersi.
Okuler mikroskop terletak diatas tabung mikroskop yang dipakai pengamat untuk
melihat bayangan yang di bentuk oleh lensa objektif. Lensa pada okuler
menpunyai fungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh objektif. Diatas
atap okuler tertara x5, x10, x15 okuler dengan pembesaran x10 keatas sanagat
baik bila di kombinasikan dengan objektif yang berkualitas tinggi, apabila
dengan objektif yang berkualitas rendah, pembesaran yang dihasilkan oleh okuler
akan jelek.total pembesaran bayangan dari pengamatan benda adalah hasil perkalian
antara pembesaran objektif dan pembesaran okuler. Misalnya lensa objektif
mempunyai pembesaran x40, okuler mempunyai pembesaran x10 maka total pembesaran
yang di hasilkan adalah 400 kali. Tabung badan mikroskop tabung benda mikroskop
disebut pula tabung gambar yang memisahkan objektif dan okuler. Tiap mikroskop
akan berfungsi baik apabila mempunyai panjang tertentu. Apabila tabung badan
mikroskop di buat lebih panjang dari ketentuan maka bayangan akan tampak buram.
Tabung badan mikroskop dalam dua macam yaitu; tabung mekanis mempunyai panjang
160 mm dan tabung optik mempunyai panjang 160 mm.
2. Bagian mikroskop
yang mengatur cahaya.
Penyinaran benda yang akan diamati memegang
peranan sangat penting. Penyinaran yang ideal bervariasi, tergantung faktor
pembesaran dan kepadatan objek yang diamati para pemakai mikroskop selalu
memulai dengan penyinaran maksimum. Kemudian dikurangi perlahan-lahan agar
bayangan yang dibentuk tampak kontras yang jelas.
Bagian mikroskop yang mengatur cahaya
dalam cermin datar, cermin cekung, kondensor dan difragma, bonggol pengatur
kasar dan bonggol pengatur halus. Cermin dipakai untuk menangkap cahaya dan merefleksi
cahaya ke tingkat berikutnya ke
kondensor. Tiap mikroskop mempunyai 2 cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung dengan menggunakan objektif dengan pembesaran lemah, sebaiknya
menggunakan cermin cekung, tapi para peneliti biasanya menggunakan cermin
datar.
a.
Kondensor dan
diafragma
Biasanya
pengamat berusaha agar sumber cahaya misalnya lampu yang oleh cermin direfleksi
oleh kondensor selanjutnya difokuskan oleh kondensor tepat pada benda yang di
amati. Dengan demikian, seolah-olah benda yang diamati menjadi bercahaya.
Dengan bantuan diafragma dapat mengatur sinar tepat di tengah tengah objek atau
benda yang diamati, karena diafragma mengatur banyak sedikitnya cahaya.
b.
Bongol pengatur
kasar dan halus atau coarse dan fine adjustmen
Ialah
alat untuk mengatur naik turunnya tabung
tubuh mikroskop agar bayangan terfokuskan. Coarse adjustmen sebaiknya jangan di
tukar dibawah untuk mencari fokus, melainkan mula mula dalam posisi di bawah
dengan objek gelas kemudian diputar ke atas untuk mencari fokus. Fine adjustmen
prinsipnya sama dengan oarse, hanya saja fine adjustmen didesain untuk menaikan
atau menurunkan tabung mikroskop secara belahan lahan (Gabriel, 1998).
c. Meja
objek berfungsi untuk meletakkan obyek pengamatan.
d.
Revorver berfungsi
untuk tempat lensa obyektif yang akan digunakan.
e.
Penjepit objek berfungsi
untuk menjepit kaca objek agar tidak bergeser.
f. Lengan
mikroskop berfungsi sebagai pegangan ketika mirkroskop di angkat dan
dipindahkan.
g. Kaki
mikroskop berfungsi untuk menjaga mikroskop agar berdiri tegak.
1.2.4
Jenis jenis mikroskop
Ada dua jnis mikroskop berdasarkan kenampakan objek yang
diamati.ada mikroskop 2 dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop 3 dimensi (mikroskop stereo).
Berdasarkan sumber cahaya, mikroskop di bedakan menjadi mikroskop cahaya dan
elektron (Gabriel, 1988).
1.
Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 2 kali.
Mikroskop cahaya memiliki 3 sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
tersebut. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal
dari sinar matahari yang dipantulkan. Cahaya tersebut dipantulkan oleh suatu
cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi
lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
2. Mikroskop
stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya
bisa digunakan untuk benda yang berukuran besar. Mikroskop ini mempunyai
perbesaran 7-30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat
secara 3 dimensi. Komponen utama pada mikroskop stereo hampir sama dengan
mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Mikroskop
stereo dibuat agar dapat mengamati bayangan secara 3 dimensi. Daya resolusi
relatif lemah dengan lapangan pemandangan yang luas.
3. Mikroskop
elektron
Mikroskop electron mempunyai pembesaran 100.000 kali.
Elektron digunakan sebagai penggati cahaya. Mikroskop electron mempunyai 2 tipe
yaitu : Mikroscop Electron Scanning
(SEM) dan Mikroscop Electron Transmition
(TEM). SEM digunakan untuk pelajaran detil arsitektur permukaan sel atau struktur
renik lainnya dan objek diamati secara 3 dimensi. Adapun TEM digunakan untuk
mengamati struktur detail dikenal sel (Arif widyatmoko, 2008).
BAB II
METODE KERJA
2.1
Waktu
dan Tempat
Pada
praktikum biologi dasar “Pengenalan Mikroskop” dilaksanakan pada hari Sabtu, 05
Oktober 2013 pada jam 07.00 - 09.00 WITA
bertempat di Laboratorium Fisiologi,
Gedung C, Lantai Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman,
Samarinda, Kalimantan Timur.
2.2
Alat
dan Bahan
2.2.1
Alat
-
Mikroskop
Biologi
-
Kaca Objek
(object glass)
-
Kaca Penutup
(cover glass)
-
Alat tulis.
2.2.2
Bahan
-
Potongan kertas
berhuruf “A”
-
Potongan kertas
berhuruf “a”
2.3
Cara
Kerja
-
Diletakkan
potongan kertas berhuruf “A” dan pada
kaca obyek dan tutup dengan kaca penutup.
-
Diatur
perbesaran yang ingin digunakan, setelah itu diatur meja sediaan agar objek
dapat terlihat dengan jelas
-
Diamati dengan
pembesaran lemah (4 X 10).
-
Diamati objek dengan
digeser preparat ke kiri dan ke kanan, serta ke ke atas dan ke bawah sambil
memandang ke dalam lensa okuler, diamati kemana bayangan bergerak.
-
Diulangi hal
yang sama namun dengan menggunakan potongan kertas berhuruf “a”.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar mikroskop
Keterangan:
1. Lensa
okuler 10.
Penggeser ke kiri dan ke kanan
2. Tabung
okuler ( tubus) 11.
Meja sediaan
3. Revolver 12.
lensa objektif
4. Pemegang 13.
Penjepit
5. Bonggol
pengatur kasar 14.
Skala
6. Bonggol
pengatur halus 15.
Kondensor
7. Kaki
mikroskop 16.
Tombol on/off
8. Lampu 17.
Kabel
9. Penggeser
ke atas dan ke bawah 18.
Lever diafragma
4.2
Pembahasan
Mikroskop
adalah alat untuk mengamati materi-materi kecil yang tidak kasat mata. Dalam
mikroskop terbagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya, mikroskop elektron.
Dari praktikum yang telah dilakukan,
diketahui bahwa bagian-bagian mikroskop yaitu lensa okuler berfungsi sebagai
kaca pembesar. Lensa objektif berfungsi untuk membentuk bayangan. Lever diafragma
untuk mengatur cahaya, lampu berfungsi untuk memberi cahaya pada objek. Meja sediaan
berfungsi untuk meletakkan objek pengamatan, bonggol pengatur kasar berfungsi
untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan pergeseran kasar. Bonggol
pengatur halus berfungsi untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan
penggeseran halus, revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif .
Tabung okuler berfungsi sebagai lensa
okuler. Pemegang berfungsi sebagai acuan untuk pemegang mikroskop. Penjepit
berfungsi sebagai penjepit kaca objek. Skala berfungsi untuk mengukur objek. Penggeser
preparat berfungsi sebagai penggeser preparat ke atas dan ke bawah. Kondensor
berfungsi untuk memfokuskan cahaya. Kaki mikroskop berfungsi sebagai tumpuan
bagian-bagian mikroskop. Kabel berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
dengan lampu mikroskop. Tombol on/off berfungsi sebagai mengaktifkan atau
menonaktifkan mikroskop. Dari pengamatan yang telah di lakukan terhadap objek
berupa huruf “A” dan “a”, didapatkan bahwa hasil bayangan dengan perbesaran
4x10 adalah bersifat maya, terbalik,diperbesar.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-
Bagian–bagian
mikroskop adalah : lensa okuler, penggeser
ke kiri dan ke kanan, tabung okuler (tubus), meja sediaan, revolver, lensa
objektif, pemegang, penjepit, bonggol pengatur kasar, skala, bonggol pengatur
halus, kondensor , kaki mikroskop, tombol on/off, lampu, kabel, penggeser ke
atas dan ke bawah, dan lever diafrgma.
-
Fungsi bagian
mikroskop adalah :
-
Lensa okuler
berfungsi sebagai kaca pembesar dan Lensa objektif berfungsi untuk membentuk
bayangan.
-
Lever diafragma
untuk mengatur cahaya
-
Lampu berfungsi
untuk memberi cahaya pada objek
-
Meja sediaan
berfungsi untuk meletakkan objek pengamatan
-
Bonggol pengatur
kasar berfungsi untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan
pergeseran kasar
-
Bonggol pengatur
halus berfungsi untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan
penggeseran halus
-
Revolver
berfungsi sebagai tempat lensa objektif
-
Tabung okuler
berfungsi sebagai lensa okuler
-
Pemegang
berfungsi sebagai acuan untuk pemegang mikroskop
-
Penjepit
berfungsi sebagai penjepit kaca objek
-
Skala berfungsi
untuk mengukur objek
-
Penggeser
preparat berfungsi sebagai penggeser preparat ke atas dan ke bawah
-
Kondensor
berfungsi untuk memfokuskan cahaya
-
Kaki mikroskop
berfungsi sebagai tumpuan bagian-bagian mikroskop
-
Kabel berfungsi
untuk menghubungkan arus listrik dengan lampu mikroskop
-
Tombol on/off
berfungsi sebagai mengaktifkan atau menonaktifkan mikroskop.
-
Cara menggunakan
mikroskop dengan baik dan benar yaitu sebagai beirkut:
-
Apabila mikroskop tersebut menggunakan lampu maka di akhir praktikum jangan
sampai di cabut secara langsung setelah penggunaan, namun diamkan selama 15
menit sebelum dicabut.
-
Apabila akan mengambil atau memindahkan mikroskop ke lain tempat, lebih baik mikroskop tersebut
dibawa dengan cara menopang bagian bawah pada mikroskop.
5.2
Saran
Untuk praktikum selanjutnya
pada percobaan mikroskop ini disarankan menggunakan
mikroskop elektron agar dapat melihat bagian dari mikroorganisme lebih jelas
dan lebih rinci terlihat.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell. 2008. Biologi. Erlangga: Jakarta. ISBN: 9780321543257
Gabriel.dr.J.F. 1988.Fisika kedokteran.Arcan: Jakarta ISBN: 979-448-058-4 1
Widyatmoko,
Arif. 2008. Laboratorium Biologi. PT
Bengawan Ilmu: Jakarta. ISBN: 978-979-26-8939-6
0 Komentar