BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
-
Menjelaskan proses terjadinya fotosintesis dan hasil dari proses
fotosintesis tersebut.
-
Mengetahui peran cahaya dalam proses fotosintesis
pada tumbuhan air.
-
Menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1
Fotosintesis di Alam
Tumbuhan dan
autotrof lainnya merupakan produsen biosfer. Fotosintesis menyediakan makanan
bagi hampir seluruh kehidupan di dunia baik secara langsung atau tidak
langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang digunakannya untuk energi
dan rangka karbon dengan satu atau dua cara utama: nutrisi autotrofik atau
heterotrofik. Pada mulanya, istilah autotrofik (bahasa Yunani), autos, berarti “sendiri”, dan trophos, berarti “memperoleh makanan”,
yang bertentangan dengan prinsip bahwa organisme merupakan sistem terbuka, yang
mengambil sumber daya dari lingkungannya. Akan tetapi, autotrof bukanlah
mencukupi diri sendiri secara total; autotrof itu menyediakan makan bagi diri
sendiri hanya dalam pengertian bahwa autotrof dapat mempertahankan dirinya
sendiri tanpa memakan dan menguraikan organisme lain (Campbell et al., 2002).
Autotrof
membuat molekul organik mereka sendiri dari bahan mentah anorganik yang
diperoleh dari lingkungannya. Oleh karena alasan inilah para ahli biologi
menyebut autotrof sebagai produsen biosfer. Tumbuhan disebut autotrof karena
nutrient satu-satunya yang mereka butuhkan ialah karbon dioksida dari udara,
dan air serta mineral dari tanah. Secara khusus, tumbuhan merupakan
fotoautotrof, yaitu organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi
untuk mensistesis karbohidrat, lipid, protein, dan bahan organik lainnya.
Fotosintesis juga terjadi dalam algae, termasuk protista tertentu, dan dalam
sebagian prokariota. Organisme heterotrof memperoleh materi organik melalui
cara pemenuhan nutrisi kedua. Ketidakmampuan dalam membuat makanan mereka
sendiri, menyebabkan heterotrof ini hidup tergantung pada senyawa yang
dihasilkan oleh organisme lain. Heterotrof merupakan konsumen biosfer (Campbell
et al., 2002).
Bentuk
paling jelas dari “pemberian makanan bagi pihak lain” (hetero berarti “lain,
berbeda”) terjadi apabila hewan memakan timbuhan atau hewan lain. Tetapi
nutrisi heterotrofik mungkin kurang terlihat jelas. Sebagian heterotrof
mengkonsumsi sisa-sisa organism mati, menguraikan dan memakan sampah organik
seperti bangkai, tinja, dan daun-daun yang gugur, heterotrof ini dikenal
sebagai pengurai. Sebagian besar fungsi dan banyak jenis bakteri memperoleh
makanan dengan cara seperti ini. Hampir seluruh heterotrof, termasuk manusia,
benar-benar tergantung pada fotoautotrof untuk mendapatkan makanan, dan juga
untuk mendapatkan oksigen, yang merupakan produk samping fotosintesis. Dengan
demikian, kita dapat menelusuri makanan yang kita makan dan oksigen yang kita
hirup pada kloroplas (Campbell et al.,
2002).
Kloroplas
merupakan tempat fotosintesis pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah
yang belum matang, memiliki kloroplas, tetapi daun merupakan tempat utama
berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Warna daun berasal
dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi
cahaya yang diserap kloroplas inilah yang menggerakkan sintesis molekul makanan
dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan
yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke daun, dan oksigen
keluar, melalui pori mikroskopik yang disebut stomata (tunggal, stoma; bahasa Yunani, berarti “mulut”)
(Campbell et al., 2002).
Sistem
halus yang berupa membran tilakoid yang saling terhubung memisahkan stroma dari
ruangan lain, yaitu ruang tilakoid (atau lumen). Di beberapa tempat, kantong
tilakoid bertumpuk dalam kolom yang disebut grana. Klorofil terdapat di dalam
membran tilakoid (Campbell et al.,
2002).
1.2.2
Pigmen Fotosintesis
Pigmen
fotosintesis dibagi dalam dua kelompok, yaitu pigmen pusat reaksi (klorofil
primer) dan pigmen asesoris (klorofil, fikobilin, dan karotenoid). Pigmen yang
mampu menangkap energi cahaya, adalah pigmen asesoris. Pigmen pusat reaksi
hanya menerima energi dari pigmen asesoris. Pigmen asesoris penangkap cahaya
mempunyai absorbansi cahaya pada panjang gelombang yang berbeda-beda (Purwoko,
2007).
1.2.3
Jalur Fotosintesis
Dengan
keberadaan cahaya, bagian-bagian tumbuhan yang bewarna hijau menghasilkan bahan
organik dan oksigen dari karbon dioksida dan air. Dengan menggunakan rumus
molekul, kita dapat merangkum fotosintesis dengan persamaan kimiawi ini:
6CO2 + 12H2O
+ Energi cahaya → C6H12O6 + 6O2 +
6O2
Karbohidrat C6H12O6
ialah glukosa. Air muncul pada kedua sisi persamaan itu karena 12 molekul
dikonsumsi dan 6 molekul terbentuk lagi selama fotosintesis. Kita dapat
menyederhanakan persamaan itu dengan memperlihatkan selisih konsumsi air:
6CO2 + 6H2O +
Energi cahaya → C6H12O6 + 6O2
Dengan menulis persamaan tersebut dalam
bentuk ini, kita dapat melihat bahwa perubahan kimiawi secara keseluruhan
selama fotosintesis merupakan kebalikan perubahan kimiawi yang terjadi selama
respirasi seluler (Campbell et al.,
2002).
1.2.4
Proses Fotosintesis
Pigmen,
membran tilakoid mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya, dan menyerap
energi cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Semua energi cahaya
yang diserap pada akhirnya dibawa ke klorofil a.
a. Klorofil
a dan klorofil b terbentuk dari sebuah cincin porfirin yang mengandung
magnesium dan sebuah ekor hidrokarbon, ikatan kelompok fungsional pada porfirin
yang membedakan keduanya. Klorofil berwarna biru atau kuning hijau.
b. Karotenoid,
yang merupakan hidrokarbon, adalah pigmen kuning dan oranye.
Fotosistem, pigmen
penyerap cahaya dan beberapa molekul lain tersusun dalam fotosistem di membran
tilakoid. Tiap fotosistem dirangsang secara optimal oleh spektrum cahaya yang
berbeda (Bresnick, 2003).
a. Fotosistem
I mengandung molekul klorofil a yang paling sensitif terhadap cahaya dengan
panjang gelombang 700 nm (P700).
b. Fotosistem
II mengandung molekul klorofil a yang paling sensitif terhadap cahaya dengan
panjang gelombang 680 nm (P680) (Bresnick, 2003).
Tahap
fotosintesis, terdapat dua tahap fotosintesis, tahap reaksi cahaya dan siklus
Calvin.
a. Reaksi
cahaya, memiliki dua jalur aliran elektron: siklik dan nonsiklik. Keduanya
terjadi di membran tilakoid.
1) Aliran
elektron siklik. Elektron dikembalikan ke klorofil di dalam fotosistem.
a) Penyerapan
energi cahaya (foton) oleh fotosistem I menyebabkan klorofil a bergerak dari
keadaan dasarnya ke keadaan tereksitasi.
b) Klorofil
a kehilangan elektron yang tereksitasi dan elektron tersebut dibawa ke molekul
disebelahnya, yaitu akseptor elektron primer.
c) Akseptor
elektron primer menyediakan elektron untuk rantai transportasi elektron. Rantai
tersebut meliputi feredoksin (protein yang mengandung zat besi), plastokuinon
(pembawa elektron), kompleks sitokrom, dan plastosianin (protein yang
mengandung tembaga).
d) Seiring
dengan berpindahnya elektron dari satu bagian rantai ke bagian berikutnya, ion hidrogen
dipompakan melintasi membran tilakoid kedalam kompartemen tilakoid. Hubungan elektron
dengan pemompaan ion hidrogen membangkitkan gaya penggerak proton yang
memberikan kekuatan pada enzim yang kemudian memfosforilasikan adenin difosfat
(ADP) menjadi adenin trifosfat (ATP).
e) Plastosianin
yang merupakan protein terakhir pada rantai transportasi elektron berfungsi mengembalikan
elektron ke fotosistem I (Bresnick, 2003).
2) Aliran
elektron nonsiklik. Elektron bergerak dari air ke nikotinamid adenin
dinukleotida fosfat yang teroksidasi (NADP+), elektron tersebut
tidak kembali ke klorofil didalam fotosistem. Pigmen di fotosistem I dan
fotosistem II dapat dirangsang.
a) Stimulasi
fotosistem I
-
Klorofil a
bergerak dari keadaan dasarnya ke keadaan tereksitasi.
-
Elektron
dipindahkan ke akseptor elektron primer.
-
Dari akseptor
elektron primer, elektron dipindahkan ke feredoksin, tempat NADP+
reduktase mereduksi NADP+dan H+ menjadi nikotinamid
adenin dinukleotida fosfat yang tereduksi (NADPH).
b) Stimulasi
fotosistem II
-
Cahaya
merangsang klorofil a di dalam kompleks fotosistem II.
-
Akseptor
elektron primer di fotosistem II menarik elektron dari klorofil dan memindahkan
ke rantai transportasi elektron yang sama terlibat dalam reaksi siklik.
-
Elektron
bergerak menuruni rantai transportasi elektron, dan kehilangan energi
potensialnya. Transportasi elektron dirangkaikan ke ion hidrogen kemudian dipompakan
melintasi membran tilakoid. Gaya penggerak proton dibangkitkan, kemudian
menggerakkan sintesis ATP.
-
Elektron pada
akhirnya dipindahkan ke fotosistem I, dan menggantikan elektron yang hilang
selama reduksi NADP+.
-
Elektron yang
hilang pada fotosistem II digantikan oleh hidrolisis air menjadi gas oksigen
dan ion hidrogen:
H2O→1/2 O2 +
2H+ + 2e-
c) Siklus
Calvin, jalur yang penting tempat molekul gula dibentuk dari karbon dioksida,
berlangsung di dalam stroma kloroplas.
1. Untuk
menyintesis sebuah molekul gliseraldehid fosfat, siklus harus berlangsung tiga
kali. NADP+ digunakan untuk mengurangi tenaga, dan ATP digunakan
sebagai sumber energy. Untuk setiap tiga molekul karbon dioksida yang memasuki
siklus, dihasilkan satu molekul gliseraldehid fosfat (gula dengan tiga atom
karbon), Sembilan molekul ATP dihidrolisis, dan enam molekul NADPH dioksidasi.
-
Setiap molekul
karbon dioksida melekat pada ribulosa bisfosfat (ribulose biphosphate = RuBP),
suatu gula dengan lima atom karbon, untuk membentuk molekul enam atom karbon
yang tidak stabil yang kemudian berpisah membentuk dua molekul tidak stabil
yang kemudian berpisah membentuk dua molekul 3-fosfogliserat. Langkah ini
dikatalisasi oleh RuBP karboksilase.
-
Setiap molekul
3-fosfogliserat disuplai dengan gugus fosfat tambahan oleh ATP, membentuk 1,
3-difosfogliserat.
-
NADPH mereduksi
1, 3-difosfogliserat menjadi gliseraldehid fosfat.
2. Beberapa
molekul gliseraldehid fosfat meninggalkan siklus Calvin untuk memasok energi
pada sel tumbuhan dan menjadi blok pembangun bagi senyawa organik lain. Molekul
gliseraldehid fosfat lain tetap tinggal di dalam siklus untuk membangkitkan
kembali RuBP, suatu proses yang memerlukan ATP (Bresnick, 2003).
1.2.5
Efisiensi
Fotosintesis
Efisiensi fotosintesis
dapat diukur dengan beberapa parameter, yaitu perbandingan energi cahaya yang
diserap dengan produksi ATP, perbandingan energi cahaya yang diserap dengan
produksi ATP dan NADPH + H+, dan perbandingan energi cahaya yang
diserap dengan produksi oksigen. Pada dasarnya fotosintesis dipakai untuk kerja
transfer elektron. Elektron dapat berjalan dari potensial elektroda rendah ke
tinggi. Akan tetapi, dalam kondisi normal potensial elektroda pigmen penyerap
cahaya lebih tinggi dari penerima elektron terdekat. Oleh karena itu,
diperlukan sejumlah energi untuk menggerakkan elektron dari potensial elektroda
tinggi ke potensial elektroda rendah. Energi tersebut dapat diperoleh dari
cahaya (Purwoko, 2007).
BAB II
METODE KERJA
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Dasar
tentang “Fotosintesis” ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 November 2013,
pukul 10.00 – 12.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Fisiologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda,
Kalimantan Timur.
2.2
Alat dan Bahan
2.2.1
Alat
-
Lampu
belajar
- Labu ukur 500 ml
- Pinset
- Stopwatch
- Alat tulis
- Kalkulator
2.2.2
Bahan
-
Tumbuhan
air (Hydrilla sp.)
- Larutan NaHCO3
0,25%
- Air
2.3
Prosedur Percobaan
2.3.1
Perlakuan dengan air biasa tanpa cahaya
- Dimasukkan tumbuhan air (Hydrilla sp.) yang telah disediakan ke dalam labu ukur pertama dan
diisi air biasa sampai tanda tera
- Diletakkan labu ukur tersebut di dalam rak tanpa
terkena cahaya
- Dibiarkan selama 5 menit tanpa cahaya, kemudian
dihitung gelembung yang keluar per satuan waktu (tiap 5 menit selama 5 kali
percobaan)
- Dimasukkan
angka jumlah gelembung ke dalam tabel dan dihitung reratanya
3.3.2 Perlakuan dengan air biasa dengan cahaya
- Dimasukkan tumbuhan air (Hydrilla sp.) yang telah disediakan ke dalam labu ukur kedua dan diisi air biasa sampai tanda
tera
- Diletakkan labu ukur tersebut di tempat yang terkena cahaya dengan bantuan cahaya lampu
belajar
- Dibiarkan selama 5 menit dengan cahaya, kemudian dihitung
gelembung yang keluar per satuan waktu (tiap 5 menit selama 5 kali percobaan)
2.3.3 Perlakuan dengan air + NaHCO3 (0,5%)
tanpa cahaya
- Diganti air yang digunakan dengan air yang
mengandung NaHCO3 0,5%
- Dilakukan tanpa cahaya dan dihitung jumlah
gelembung yang keluar tiap 5 menit selama 5 kali percobaan
- Dimasukkan angka jumlah gelembung ke dalam tabel
dan dihitung reratanya
2.3.4 Perlakuan dengan air + NaHCO3 (0,5%)
dengan cahaya
- Diganti air yang digunakan dengan air yang
mengandung NaHCO3 0,5%
- Diletakkan labu ukur tersebut di tempat yang terkena cahaya dengan bantuan cahaya lampu
belajar
- Dihitung
jumlah gelembung yang keluar tiap 5 menit selama 5 kali percobaan
- Dimasukkan angka jumlah gelembung ke dalam tabel
dan dihitung reratanya
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
Dari hasil pengamatan jumlah gelembung yang dilakukan
terhadap tumbuhan air (Hydrilla sp.)
baik yang menggunakan air biasa maupun dengan ditambahkan larutan NaHCO3 0,25% pada percobaan “Fotosintesis”, maka data hasil
pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
3.1.1 Tabel
Hasil Pengamatan Fotosintesis
dengan Menggunakan Air Biasa
Keterangan
|
Jumlah Gelembung menit ke-
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
|||
Tanpa Cahaya
|
1
|
0
|
0
|
1
|
2
|
4
|
1
|
Dengan Cahaya
|
32
|
28
|
19
|
9
|
7
|
95
|
19
|
3.1.2
Tabel Hasil Pengamatan Fotosintesis dengan Menggunakan Larutan NaHCO3
Keterangan
|
Jumlah Gelembung menit ke-
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
|||
Tanpa Cahaya
|
1
|
5
|
0
|
3
|
0
|
9
|
2
|
Dengan Cahaya
|
23
|
42
|
50
|
58
|
18
|
171
|
34
|
3.2 Reaksi
NaHCO3
+ H2O → NaOH + CO2 + H2O
3.3 Pembahasan
Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat
makanan atau glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari (photo =
cahaya, synthesis = proses
pembuatan atau pengolahan) dengan menggunakan zat hara atau mineral, karbon
dioksida
(CO2), dan air
(H2O). Makhluk hidup
yang mampu melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, algae, dan beberapa jenis bakteri.
Reaksi fotosintesis terjadi:
6H2O + 6CO2 C2H12O6
(glukosa) + 6O2
Fotosintesis
terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (memerlukan cahaya matahari), dan
reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya matahari).
Reaksi terang berlangsung di
dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur
bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan
dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan
dalam fotosintesis. Reaksi terang disebut juga fotolisis karena proses
penyerapan energi cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan
hidrogen.
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan
energi yang diperoleh dari reaksi terang. Tidak membutuhkan cahaya matahari,
tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang, karena energi
yang dipakai berasal dari reaksi terang.
Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini di bantu oleh enzim
rubisco. Pada siklus Hatch-Slack,
tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang
berperan adalah phosphoenolpyruvate
carboxylase. Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk
aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.
Dari
percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang sangat signifikan. Pada
perlakuan dengan air biasa dan tanpa cahaya, jumlah gelembung atau kadar
oksigen yang dihasilkan sangat sedikit. Ini disebabkan karena cahaya tidak
berperan secara langsung dalam proses fotosintesis tersebut, dimana cahaya
berperan untuk mengikat karbon dioksida, klorofil, dan air guna menghasilkan
oksigen dan glukosa. Sebaliknya pada perlakuan dengan menggunakan cahaya
diperoleh hasil yang sangat berbeda. Jumlah gelembung atau kadar oksigen lebih
banyak dibandingkan dengan perlakuan tanpa cahaya.
Jadi
dapat dibuktikan bahwa intensitas cahaya sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
laju fotosintesis. Pada percobaan ini selain air biasa, digunakan juga air
biasa yang ditambahi dengan NaHCO3. Pada saat diberikan perlakuan
tanpa cahaya, jumlah gelembung sangat sedikit. Namun, lebih banyak dibandingkan
dengan air biasa. Sedangkan perlakuan dengan cahaya jumlah gelembung yang
dihasilkan sangat banyak dibandingkan perlakuan tanpa cahaya. Jauh lebih banyak
dibandingkan dengan perlakuan yang menggunakan air biasa. Ini disebabkan karena
NaHCO3 dapat merangsang atau mengikat karbon dioksida lebih banyak
sehingga dihasilkan jumlah gelembung atau oksigen yang lebih banyak. Fungsi dari larutan NaHCO3 dalam percobaan
fotosintesis ini adalah sebagai katalis untuk mempercepat terjadinya proses
fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla sp.
Dalam
percobaan ini juga dijumpai beberapa
faktor
kesalahan diantaranya adalah
kurang teliti dalam menghitung jumlah
gelembung yang naik dan tidak
tersedia
cahaya yang cukup sehingga ada beberapa perlakuan yang membutuhkan intensitas
cahaya lebih banyak agar jumlah gelembung yang didapat signifikan dan kesalahan dalam melakukan pemberian jumlah senyawa.
Faktor internal yang mempengaruhi proses laju
fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla
sp. antara lain adalah banyak sedikitnya klorofil pada tumbuhan Hydrilla
sp., morfologi daun tumbuhan Hydrilla sp. memiliki luas permukaan daun yang kecil namun jumlah
daunnya banyak sehingga penyerapan cahaya dan CO2 menjadi lebih
banyak dan kedudukan daun tumbuhan Hydrilla
sp. yang menghadap cahaya akan mempengaruhi proses fotosintesis sehingga
menghasilkan banyak gelembung, dan struktur anatomi daun tumbuhan Hydrilla sp. frekuensi dan distribusi
serta menutup dan membukanya stomata akan berlangsung secara cepat sehingga
distribusi CO2 berlangsung cepat, sedankan jika tumbuhan Hydrilla sp. diletakkan pada tempat yang
kurang cahaya, maka frekuensi membuka dan menutupnya stomata akan berlangsuna
lambat sehingga distribusi CO2 sedikit dan gelembung yang dihasilkan
juga sedikit.
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses laju
fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla
sp. antara lain adalah cahaya, karena intensitas, kualitas, dan lama penyinaran
berpengaruh terhadap banyak sedikitnya produksi gelembung oksigen yang
dihasilkan. Konsentrasi karbondioksida juga merupakan faktor eksternal pada
proses fotosintesis, semakin banyak karbondioksida di udara maka semakin banyak
pula jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan Hydrilla sp. untuk melangsungkan proses fotosintesis. Suhu juga
termasuk dalam faktor eksternal yang mempengaruhi laju proses fotosintesis,
enzim – enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Suhu optimum sekitar 350C.
Kadar air juga mempengaruhi laju proses fotosintesis.
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Jika hasil fotosintesis seperti karbohidrat berkurang,
laju fotosintesis akan naik. Bila hasil fotosintesis bertambah atau bahkan
sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:
-
Fotosintesis
adalah mekanisme dimana terjadi konversi energi cahaya, karbon dioksida, dan
air menjadi glukosa, gula lain, dan senyawa organik. Terjadi di dalam kloroplas
dengan menggunakan bantuan pigmen hijau yang disebut klorofil. Energi cahaya
mengikat klorofil, karbon
dioksida (CO2),
dan air (H2O) kemudian mengubahnya menjadi C6H12O6
dan oksigen (O2).
-
Cahaya berpengaruh terhadap banyak sedikitnya produksi
gelembung oksigen yang dihasilkan. Jika tumbuhan Hydrilla sp. diletakkan di tempat yang banyak cahayanya, maka
gelembung oksigen yang dihasilkan akan semakin banyak dan sebaliknya jika
tumbuhan Hydrilla sp. diletakkan di
tempat yang kurang cahayanya maka produksi gelembung oksigen yang dihasilkan
hanya sedikit. Hal ini karena cahaya berpengaruh lansung terhadap membuka dan
menutupnya stomata.
-
Faktor yang mempengaruhi fotosintesis ada dua, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah intensitas cahaya, banyak sedikitnya klorofil, morfologi daun,
kedudukan daun dan struktur anatomi daun. Sedangkan faktor eksternal adalah
konsentrasi karbondioksida, suhu dan kadar air.
4.2
Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya digunakan
bahan lain seperti Euglena viridis agar kita dapat mengetahui bagaimana proses fotosintesis
pada tanaman
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick,
S.D. 2003. Intisari Biologi. Jakarta:
Hipokrates. ISBN:
979-492-127-0
Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi
Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. ISBN: 979-688-468-2
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara.
ISBN 952-10-. 3374-6
0 Komentar